Popular Post

Posted by : Praditya Ivan Kamis, 12 Oktober 2017

A.PENGETAHUAN BERBASIS AGEN

Konsep dasar dari agen berbasis pengetahuan, yakni mengetahui hal-hal tentang dunia dan dapat melakukan reasoning (berpikir, bernalar) mengenai :

  • Hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya ( imperfect/partial information )
  • Tindakan yang paling baik untuk diambil ( best action ) Hal-hal yang harus dipenuhi ketika membuat agen pengetahuan, antara lain:
  • Dapat merepresentasikan world, state, action.
  • Dapat menerima informasi baru (dan mengupdate representasinya)
  • Dapat menyimpulkan pengetahuan lain yang tidak eksplisit ( hidden property )
  • Dapat menyimpulkan action apa yang perlu diambil.
B. Logika
Bahasa formal untuk merepresentasikan fakta sedemikian sehingga. kesimpulan (fakta baru, jawaban) dapat ditarik. Ada banyak metode inference yang diketahui. Kita bisa membangun agent Wumpus World dengan logika: memanfaatkan perkembangan logika oleh ahli matematika, filsafat selama ratusan tahun. 

C. Logika Proposisi 
Logika proposisi merupakan ilmu dasar untuk mempelajari algortima dan logika, yang berperan sangat penting dalam pemrograman. yaitu bertransaksi atau berhubungan dengan nilai kebenaran atau kesalahan dari sebuah peryataan atau fakta yang ada di sekitar sekeliling kita.
  1. Sintaks
    Sintak sebuah bahasa berhubungan dengan struktur bahasa. Sebagai contoh, untuk membentuk sebuah kalimat yang valid dalam bahasa kita memakai struktur: [subyek] + [kata kerja] + [kata benda]. Dengan memakai struktur ini, kita bisa membentuk kalimat, sebagai contoh: Saya makan nasi. Dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman, kita harus memenuhi sintak (baca: aturan struktur bahasa) agar program dapat berjalan. Sebagai contoh, dalam bahasa BASIC, untuk mengassign sebuah variabel dengan sebuah nilai, kita memakai operand ‘=’, tetapi kalau dalam Pascal, kita pakai ‘:=’. Contoh dalam BASIC: a=1, tapi dalam bahasa Pascal, a:=1
    Atau jika lebih spesifik lagi sintak dapat diartikan aturan-aturan peng-code-an struktur suatu bahasa pemograman, ibarat grammar dalam berbahasa Inggris. Setiap jenis bahasa pemograman mempunyai aturan sintak yang berbeda.
  2. Semantik
    Semantik sebuah bahasa menggambarkan hubungan antara sintak dan model komputasi. Sederhananya, semantik menjelaskan arti dari program. Analoginya sebagai berikut. Apabila kita memakai sintak [subyek] + [kata kerja] + [kata benda], kita bisa menghasilkan kalimat-kalimat. Apabila kita mengasilkan kalimat Saya makan nasi, maka kalimat ini memenuhi aturan sintak. Tapi, apabila saya membuat kalimat Saya makan batu, secara sintak kalimat ini sudah benar. Namun, secara semantik, kalimat ini tidak mengandung makna yang berarti.
  3. Inferensi
    Inferensi pada logika proposisi dapat dilakukan dengan menggunakan resolusi. Metode inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari  jawaban atau kesimpulan yang terbaik.
  4. Ekuivalen
    Dua atau lebih pernyataan majemuk yang mempunyai nilai kebenaran sama disebut ekuivalensi logika dengan notasi “ dua buah pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen-komponennya.
  5. Validitas
    Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
    Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).
    Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
  6. Satisfiabilitas
    Sebuah proposisi majemuk dikatakan satisfiable jika ada minimal satu nilai tabel kebenarannya yang bernilai TRUE (benar), Jika proposisi majemuk tersebut tidak memiliki nilai TRUE (benar) sama sekali dalam tabel kebenarannya, maka proposisi majemuk tersebut disebut tidak satisfiable
D. Pola Penalaran Pada Logika Proses
  1. RESOULUSI
    Resolusi merupakan suatu teknik pembuktian yang lebih efisien, sebab fakta-fakta yang akan dioperasikan terlebih dahulu dibawa ke bentuk standar yang sering disebut dengan nama klausa. Pembuktian suatu pernyataan menggunakan resolusi ini dilakukan dengan cara menegasikan pernyataan tersebut, kemudian dicari kontradiksinya dari pernyataan-pernyataan yang sudah ada.
    Resolusi adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus conjunctive normal form (CNF). Pada logika proposisi, prosedur untuk membuktikan proposisi P dengan beberapa aksioma F yang telah diketahui, dengan menggunakan resolusi.
    Algoritma resolusi :
  • Konversikan semua proposisi F ke bentuk CNF.
  • Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa. Tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada pada langkah 1.
  1. Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan :
    • Seleksi 2 klausa sebagai klausa parent.
    • Bandingkan (resolve) secara bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut dinamakan resolvent. Jika ada pasangan literal L dan ¬L, eliminir dari resolvent.
    • Jika resolvent berupa klausa kosong, maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada.
  2. BACKWARD CHAINING
    Merupakan kebalikan dari forward chaining dimana mulai dengan sebuah hipotesa (sebuah objek) dan meminta informasi untuk meyakinkan atau mengabaikan. Backward chaining inference engine sering disebut: ‘Object-Driven/Goal-Driven‘.
  3. FORWARD CHAINING
    Kadang disebut:data-driven karena inference engine menggunakan informasi yang ditentukan oleh user untuk memindahkan ke seluruh jaringan dari logika ‘AND’ dan ‘OR’ sampai sebuah terminal ditentukan sebagai objek. Bila inference engine tidak dapat menentukan objek maka akan meminta informasi lain. Aturan (Rule) di mana menentukan objek, membentuk path (lintasan) yang mengarah ke objek. Oleh karena itu, hanya satu cara untuk mencapai satu objek adalah memenuhi semua aturan.
E. Inferensi Proposisi yang efektif
  1. Backtracking
    Algoritma backtracking merupakan salah satu metode pemecahan masalah yang termasuk dalam strategi yang berbasis pencarian pada ruang status. Algoritma backtracking bekerja secara rekursif dan melakukan pencarian solusi persoalan secara sistematis pada semua kemungkinan solusi yang ada. Oleh karena algoritma ini berbasis pada algoritma Depth-First Search (DFS), maka pencarian solusi dilakukan dengan menelusuri struktur berbentuk pohon berakar secara preorder. Algoritma backtracking merupakan bentuk tipikal dari algoritma rekursif.Saat ini algoritma backtracking banyak diterapkan untuk program games (seperti permainan tic-tac-toe, menemukan jalan keluar dalam sebuah labirin, catur, dll) dan masalah-masalah pada bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence). 
F. Agen Berbasis Logika Proposisi
Agen logika merupakan agen yang memiliki kemampuan bernalar secara logika. Ketika beberapa solusi tidak secara eksplisit diketahui, maka diperlukan suatu agen berbasis logika. Logika sebagai Bahasa Representasi Pengetahuan memiliki kemampuan untuk merepresentasikan fakta sedemikian sehingga dapat menarik kesimpulan (fakta baru, jawaban). Perbedaan dua agen, problem solving agen dan knowledge-based agen :
  • Problem Solving Agent : memilih solusi diantara kemungkinan yang ada. Apa yang ia “ketahui” tentang dunia, pengetahuannya tidak berkembang untuk mencapai problem solution.
  • Knowledge-based Agent : lebih “pintar”. Ia “mengetahui hal-hal tentang dunia dan dapat melakukan reasoning (berfikir, bernalar) mengenai :
    • Hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya
    • Tindakan yang paling baik untuk diambil

SUMBER :
http://kadekdimas.blogspot.co.id/2015/12/algoritma-backtraking.html
http://divtor.blogspot.co.id/2016/10/logical-agent-m3.html
http://slametgo-blog.blogspot.co.id/2016/01/resolusi-logika-proposisi.html
https://melkianusbenusu.wordpress.com/category/logika-informatika/
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/
https://irfanfahmisite.wordpress.com/2016/10/09/pengertian-dan-contoh-ekuivalensi/
http://umardanny.com/pengertian-metode-forward-dan-backward-chaining-sistem-pakar/
http://dokumenkul-dodiksriyanto.blogspot.co.id/2014/01/perbedaan-sintak-semantik-dan-logika.html

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © This My Life - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -